Selasa, 06 Juli 2010

Daun itu bernama (Aku)

*Ini merupakan deskriptif dari tulisan sebelumnya pada blog ini Senin, 8 September 2008*


Teh ini ada berbeda sepertinya, atau karena lidah ku terbiasa dengan secangkir kopi? sudahlah yang penting diteras malam - malam gini ditemani teh dan cemilan memang pas buat menemaniku baca majalah sambil menyelonjorkan kaki penuh kepenatan ini. lembar demi lembar kubuka sudah hobi ku melihat gambar gambar kebutuhan wanita yang selalu menggiurkan. emmm... sepertinya ada suara yang ku kenal, ya telepon genggam ku berdering terus menerus,, pasti dia yang tak pernah absen menghubungi ku setiap hari, Dia sahabat tak terduga ku. Cepat cepat ku menuju kamar remang remang kesayangan ku dan segeralah menghampiri telepon genggam ku dan "emm,," sapa khas ku ketika mengangkat telepon. seperti biasa dia selalu memulai dengan kata "lagi dimana?" dan aku menjawabnya dengan sembari rebahan "ya dirumahlah". Dan dengan kebiasaan laginya dia tanpa ditanya pun dia menjawab "masih di kantor nih gw".

"terus???" dengan datarnya ku menjawabnya, walaupun datar mengapa dia tetap semangat sekali yah pikir aku dalam hati. "eh, gw punya cerita bagus nih buat lo" lanjutnya dengan nada yang sangat semangat untuk bercerita kepada ku. Dan masih dengan nada yang datar ku menimpalinya dengan "ahhh,,paling cerita dia lagi dia lagi". Sahabat ku ini tak pernah absen cerita tentang seorang yang sangat dia cintai, ya setiap hari selalu ada cerita, sejarah dan kenangan yang dia bagi dan aku pun menikmatinya. "bukan" jawabnya dia santainya,, masih dengan nada datar dan agak penasaran "jadi???",,, "ini cerita lo yang digambarkan dengan pohon, daun dan angin" nada suaranya sudah menurun dan membuat keheningan kamar remang remang ku menjadi semakin hening.

"Aduhhh,, cepetan deh kalau mau cerita,jangan kelamaan!!!" ya, saya sudah penasaran padahal dia tau saya orang yang tidak bisa dibuat penasaran, jangan kan penasaran cerita kalau ibarat saya sudah ke patil saya akan penasaran seumur hidup, dan itu benar benar terjadi pada saya yang penasaran dengan seorang lelaki yang membuat saya sudah kurang lebih 5 tahun mencintainya pada saat itu. Tertawa renyah khasnya pun keluar "huahaha,,ini cerita sedih dan pas selesai baca gw ngerasa ini kan cerita cinta". Seakan bantal disebelahku ingin sekali ku lempar ke arahnya, seandainya dia dihapanku saat itu.

"Mau cerita apa gak? atau gak gw tutup!" kata kata pamungkas ku keluar juga dan dia mulai menceritakan kisah daun, pohon dan angin itu. "Judulnya, Daun terbang karena angin tertiup atau karena pohon tidak memintanya untuk tinggal,,dari judulnya aja sedih kan?? ". Kali ini nada suara ku sudah hanyut dalam makna sedih judul cerita itu "iya,, kok jadi sedih yah?". "dengerin baik baik yah, gw ceritain". Dia pun mulai bercerita, bagaimana sang pohon bagaimana sang daun dan bagaimana sang angin.


POHON : Orang2 memanggilku "POHON" karena aku sangat baik dalam menggambar pohon. Aku selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku. Aku telah berpacaran sebanyak 5 kali dan ada satu wanita yang sangat aku cintai tapi aku tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Dia tidak cantik, tidak memiliki tubuh yang sexy tetapi dia sangat peduli dengan orang lain, religius dan dia hanya wanita biasa saja. Aku menyukainya, sangat menyukainya. Gayanya yang innocent dan apa adanya. Kemandiriannya, kepandaiannya dan kekuatannya adalah alasan aku tidak mengajaknya kencan karena aku merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku. Aku takut jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang. Aku takut kalau gosip gosip yang ada akan menyakiti dirinya. Aku merasa dia adalah "sahabatku", Aku akan memilikinya tiada batasnya dan tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia. Alasan yang terakhir adalah membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini. Dia tau aku mengejar gadis gadis lain dan aku telah membuatnya menangis selama 3 tahun. Ketika Aku mencium pacarku yang ke-2 terlihat olehnya, dia hanya tersenyum dengan berwajah merah "lanjutkan saja" katanya, setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya, matanya bengkak dan merah. Aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis tetapi Aku tertawa bercanda dengannya seharian di ruang itu. Di sudut ruang itu dia menangis dan dia tidak tau bahwa Aku kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal dan hampir 1 jam kulihat dia menangis disana. Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya, pernah sekali mereka berdua perang dingin dan aku tau bukan sifatnya untuk memulai perang dingin tapi aku masih tetap bersama pacarku. Aku berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget, aku tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku. Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tau dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tau bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia. Aku juga sedih ketika aku putus dengan pacarku yang ke 5, aku mengajaknya pergi dan setelah kencan satu hari itu aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ingin mengatakan sesuatu padaku. Aku cerita tentang putusnya aku dengan pacarku dan dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang. Aku tau pria itu dia sering mengejarnya selama ini, pria yang baik, penuh energi dan menarik. Aku tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku, aku hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika sampai di rumah sakit hatiku bertambah kuat dan Aku tidak dapat menahannya. Seperti ada batu yang sangat berat didadaku. Aku tak bisa bernapas dan ingin berteriak namun apa daya, air mataku mengalir tak terasa aku menangis karenanya. Sudah sering aku melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya . Handphoneku bergetar ternyata ada sms masuk dan sms itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis. Sms itu berbunyi "DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

Tanpa ku tersadar kelopak mata ku mulai membasah dan ku berkata padanya "ini benar benar cerita atau lo buat crita tentang gw?" "hushhh,,bawel deh! dengerin sampai selesai",, "eh, lo nangis ya?". Dia pun tersadar dari suara parau ku bahwa ku terhanyut dalam ceritanya. "Jangan nangis dulu yah ini belum seberapa". "lanjutinnnn", aku pun berteriak kepadanya untuk melanjutkan. Sambil mendegarkan lanjutan ceritanya ku nyalakan list lagu dalan telepon genggam ku lainnya. Dan dia pun melanjutkan ceritanya...


DAUN : Aku suka mengoleksi daun-daun, kenapa? Karena aku merasa bahwa DAUN untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali membutuhkan banyak kekuatan. Selama 3 tahun aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi "Sahabat". Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya, aku mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya CEMBURU. Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan Lemon. Hal itu seperti 100 butir lemon busuk. Mereka hanya bersama selama 2 bulan. Ketika mereka putus, aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi dan aku menyukainya. Aku tau bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya? Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah? Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih. Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa. Aku mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Tapi mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekedar seorang teman? Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati!!! Aku tahu kesukaannya, kebiasaannya tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui. Kau tidak mengharapkan aku seorang wanita untuk mengatakannya bukan? Diluar itu, aku mau tetap disampingnya, memberinya perhatian, menemani dan mencintainya. Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku. Hal itu seperti menunggu telephonenya tiap malam dan mengharapkan mengirimku sms. Aku tau sesibuk apapun dia, pasti meluangkan waktunya untuk ku karena itu aku menunggunya 3 tahun cukup berat untuk kulalui dan aku mau menyerah. Kadang aku berpikir untuk tetap menunggu. Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini dan akhir tahun ke-3, seorang pria mengejarku setiap hari dia mengejarku tanpa lelah. Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan dariku dan aku berpikir apakah aku ingin memberikan ruang kecil di hatiku untuknya? Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon. Akhirnya, aku sadar bahwa aku tidak ingin memberikan angin ini ruang yang kecil di hatiku. Aku tau Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ketempat yang lebih baik. Akhirnya aku meninggalkan Pohon tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal. Aku sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.."DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

"lanjutin gak? gw ngeri lo semakin kenceng nagis nya". bukan berlebihan tetapi ini benar adanya cerita diriku, sambil terisak isak sroootttt dan aku memintanya untuk melanjutkannya. "beneran gak apa apa? gw jadi ikutan sedih nih,," nadanya mulai memarau.


ANGIN : Aku menyukai seorang gadis bernama Daun karena dia sangat bergantung pada Pohon jadi aku harus menjadi ANGIN yang kuat. Angin akan meniup Daun terbang jauh. Pertama kalinya aku melihat seseorang memperhatikan kami ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman temannya memerhatikan Pohon. Ketika Pohon berbicara dengan gadis gadis, ada cemburu di matanya. Ketika Pohon melihat kearah Daun, ada senyum di matanya. Memperhatikannya menjadi kebiasaanku seperti daun yang suka melihat Pohon. Satu hari saja tak kulihat dia aku merasa sangat kehilangan. Di sudut ruang itu, ku lihat pohon sedang memperhatikan daun, air mengalir di mata daun ketika Pohon pergi. Esoknya kulihat Daun di tempatnya yang biasa sedang memperhatikan Pohon. Aku melangkah dan tersenyum padanya kuambil secarik kertas, kutulis dan kuberikan padanya. Dia sangat kaget dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima kertas dariku. Esoknya dia datang menghampiriku dan memberikan kembali kertas itu. Hati Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau meninggalkan Pohon. Aku melihat kearahnya kuhampiri dengan kata kata itu, sangat pelan dia mulai membuka dirinya dan menerima kehadiranku dan telponku. Aku tau orang yang dia cintai bukan aku tapi aku akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku. Selama 4 bulan aku telah mengucapkan kata cinta tidak kurang dari 20x kepadanya. Hampir tiap kali dia mengalihkan pembicaraan tapi aku tidak menyerah. Keputusanku bulat aku ingin memilikinya dan berharap dia akan setuju menjadi pacarku. Aku bertanya, "apa yang kaulakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas? Mengapa kau selalu membisu? "Dia berkata, dan "Aku menengadahkan kepalaku"..."Ah?" Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar. "Aku menengadahkan kepalaku" dia berteriak. Kuletakkan telepon dan melompat berlari seribu langkah kerumahnya. Dia membuka pintu untuk ku dan ku peluk erat-erat tubuhnya..."DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

Tersontak aku menangis,, keadaan pun menjadi sunyi seakan lagu yang ku nyalakan berhenti bersuara. Hanya isak tangis ku, hanya suara gemuruh hidung ku dan ku berkata "terimakasih telah membuat ku menangis". "ngak ada maksud sampe buat lo sedih begini" dia pun membuat ku untuk merasa lebih baik tetapi itu tak mampu membuat emosi ku yang terbawa cerita sedih itu menjadi biasa saja.

Dalam sekali mendengar cerita itu seolah semua kalimat sudah menempel dengan lengketnya di otak ku, hati ku dan emosi ku, betapa tidak itu lah bagian dari perjalanan ku. Bedanya hanyalah, aku mencintai pohon bukan 3 tahun melainkan 5 tahun pada saat itu. Pohon memiliki 5 pacar dan pohon ku memiliki lebih dari 5 pacar. Bedanya lagi adlah daun dapat terbang karena angin berhasil membawanya pergi tetapi aku??? tak satu pun angin berhasil membawaku pergi darinya, malah aku mengatakan pada angin angin itu "maaf, jangan menunggu ku karena aku akan tetap disini menunggu nya".

Dan sejenak pun ku dapat mengontrol emosi ku. "trus masih mau terus terusan jadi daun?" sahabat ku berani mengeluarkan suaranya disaat keheningan pun masih tersisa. "entahlah" jawaban pasrah ku. "buat apa? lo berhak bahagia dengan angin angin itu". "gak ah ntar gw masuk angin kalau kebawa angin". ya ya ya aku malas melanjutkanya hingga keluar kata kata gak penting itu.

Tak lama pun kita terbahak dalam tawa dengan cacian cacian kasih sayang. seolah aku tak ingin mengingat cerita Daun, Pohon dan Angin itu,, ohh tidak jangan kan lupa sejenak, sampai detik ini pun aku masih mengingatnya dengan baik.

Memasuki tahun ke-6 pun akhirnya aku dapat membuat cerita versi aku,, Daun terbang bukan karena angin bertiup kencang tetapi karena pohon tidak menginginkannya untuk tetap tinggal. Tidak buruk bukan perubahan judul itu?

*Terimakasih untuk seseorang atas kejadian tepat dimana tanggal 5 tahun aku mencintainya, kini aku mengenangnya...*


Tertanda,
DAUN

Kamis, 14 Mei 2009

Rasakan dengan hati....

( Ini hanyalah sebuah cerita,, aku hanya menggambarkan sebuah penggambaran saja... )
Dear duniaku...
Aku sangat mencintai duniaku,, duniaku saat ini,, mendatang dan telebih lagi duniaku yang dulu...
Dulu duniaku penuh warna,, keceriaan yang mewarnai dalam kabut,, aku bahagia dengan dunia itu,, dunia penuh harapan, semangat dan cinta... cinta yang selalu menguatkan aku pada setiap tapak langkahku,,, aku sang pemimpi,, bila aku merasakan rasa cinta itu, yang dapat ku jabarkan adalah cinta yang indah,menakjubkan dan kuat,,
"Aluanan nada merasuk ke relung hingga membentuk sebuah senyuman manis yang dapat diwujudkan dalam setangakai bunga dengan rasa coklat yang sederhana hingga rasa itu menempati bagian duniaku yang sangat luas."
Aku merasakan, mengharapkan dan mewujudkan...
Indahnya dunia duluku,,,
Duniaku saat ini,,,penuh sekali warna hingga memadati tempat krayonku dan kuas ku pun berganti untuk mewarnai buku gambarku..
"Terkadang aku pun bingung dibuatnya.. aku sangat menyukai tempat krayonku, bahkan aku sangat menyayangi tempat krayonku hingga ku tak ingin tempat krayonku digantikan oleh tempat krayon lainnya... padahal smua krayonku berkata bahwa tempat krayonku itu sudah usang... wahai duniaku, aku tak ingin mengganti tempat krayonku sampai kapan pun.. akupun menyayangi krayon-krayonku... krayon hijau selalu berkata kepadaku, bahwa saja tempat krayonku tidak nyaman dimiliki oleh ku,, tempat krayonku tak ada pilihan lain untuk menjadi milik ku, tempat krayonku tak pernah menyanyangi aku sebagai pemiliknya..begitu krayon hijau selalu membuat isi kepalaku berfikir banyak hal dan menjadi banyak macam... krayon merah berkata tempat krayon mu tidak pernah sayang dengan pemiliknya, aku adalah kertas gambar yang bisa menjadi sampah daur ulang... dan banyak krayon - krayon warna lainnya yang mencibir ke arahku...
Ayo tempat krayon,, aku menginginkanmu membuktikan kepadaku bahwa saja krayon-krayon itu semua salah.. kamu adalah tempat krayon yang aku sayang,, kamu adalah tempat krayon yang menyanyangiku sebagai pemilik mu,, kamu tempat krayon yang usang yang memang pantas aku jaga,,kamu adalah tempat krayon yang tak mau dimiliki oleh pemilik lainnya,, ayo tempat krayon ku,, buktikan kepada ku bahwa saja semua kata-kata krayon-krayon itu tidak benar dan hanya asumsi,, ayo tempat krayon yakinkan aku...yakinkan aku bahwa kamu adalah tempat krayon yang harus selalu ku jaga dan tak boleh digantikan oleh tempat krayon lainnya... "
Dari semua hal dan warna pada duniaku sekarang, yang dapat ku katakan adalah aku ingin bahagia,, bahagia dengan melihat yang sebenarnya bahwa tempat krayon ku bahagia dengan ku,, karena kebahagiaan ku adalah tempat krayon yang kusayang itu yang menyimpan jutaan warna warni indahnya dunia... Aku ingin kamu bahagia sayang,, bahagia yang sesungguhnya..katakanlah apa yang harus aku perbuat untuk membuat mu bahagia dengan sebenar benarnya.. aku tak sanggup melihat mu....
Aku sangat menyayangi duniaku mendatang,, duniaku dulu,, terlebih aku sangat menyayangi duniaku saat ini...
Rose,, Chocolate,, Cake,, aku benar-benar sangat merindukan elemen itu,, elemen yang menguatkan ku.. berikan aku rasa itu lagi wahai penguat duniaku,, wahai tempat krayonku...

Rabu, 04 Maret 2009

What i love about you...

Dear Mangky...


"Terkadang apa yang tak nampak bukan berarti tak ada... aku ada.. disini.. ada untuk mu.."




Disaat kau mengajak mu berdansa,, ku menghampiri mu


Disaat kau menangis,, aku pun menangis


Disaat kau jatuh,, aku pun masih mencintaimu


Apakah aku akan ada dimalam ini untuk menemanimu??


Jawaban yang paling sempurna adalah "SELALU"


"aku 'selalu' ada untukmu" Hanya jawaban itu yang aku bisa berikan padamu..


Jawaban yang paling sempurna yang hanya aku bisa berikan...


'Kamu tidak sendiri,, dan tak boleh sendiri karena kamu 'selalu' milikin aku'


...Mangky




Rabu, 11 Februari 2009

Tetesan itu bernama air mata atau hujan???

*Sore ini kumpulan tetesan itu membanjiriku,, bernama apa tetesan itu???*


Hari berlalu musim silih berganti... guratan menuju secerca impian,, Harapan kian sirna akan kenyataan yang telah tiba.

Aku ada,,aku disini. Ku berpijak dengan pasti tanpa harus bertanya.. Ku coba melepas semua tanda di dalam isi kepala ini.. Ku berjuang untuk membuat semua baik-baik saja...
Aku tersenyum,,, karena aku bahagia. Ya aku bahagia... aku ingin kalian bahagia...

Kulihat tetesan itu di ujung daun, bunga bahkan tangkai sekalipun... tetesan itu ada... nyata... tapi ini kan kemarau...
Kulihat tetesan itu dengan derasnya, tak terbendung... tak ada wadah... mengalir tanpa henti... nyata... tapi ini kan surut...
Tetesan itu menyiratkan kesedihan,,, penuh tekanan,,, penuh kepenatan...
Tetesan itu tetap ada... nyata... indah... dan penuh makna.
Tetesan itu datang dengan pesan!! Pesan untukmu dari permintaan mu,, Pesan untukmu dari nya,, Pesan untukmu dari ku...

Tetesan itu terasa di tipisnya kulit ari hingga malam-malam hari ku...
Tetesan itu mengenai jendela hati ku...
Tetesan itu penuh pesan dan jawaban,, itu makna ku...
Tetesan itu adalah kaki tangan sang pencipta nan indah...
Kini tetesan itu menjadi sahabat ku,, sahabat mu,, dan sahabat nya...

Tetesan itu bernama air mata kah?
atau
Tetesan itu bernama hujan kah?

Apalah nama tetesan itu, tapi dengan pasti aku dapat berkata "Tetesan itu ada dan nyata dalam hidupku.. tak perlu ku selimuti karena tetesan itu sudah membasahi hidupku..."

Terimakasih air mata...
Terimakasih hujan...

Selasa, 10 Februari 2009

Sang Penentu?



Waktu terus berjalan seiring hembusan nafas ini.. daya tahan tubuh sedikit demi sedikit melemah,, guratan diwajah berbaris berkumpul..waktu telah tiba!!!


Sejenak saja tubuh ini direbahkan, tersentak harus terbangun.. Dalam hitungan detik akal ini diletakkan dengan manisnya, tersentak harus kembali bekerja... Saat mata ini merapatkan sudutnya, seketika pula harus terbelalak terbuka.. Beberapa hembusan nafas ini tak tersendat, tersentak ganjalan itu ada...


Aku ingin merebahkan tubuh ini...

Aku ingin meringankan akal ini...

Aku ingin memejamkan mata ini untuk bermimpi...

Aku ingin bernafas dengan leganya....

Aku ingin tersenyum bahagia menjalani hidup...

A ku ingin.... ingin.... dan ingin......


Tapi apa dayaku... disaat ku memilih apa yang akan datang? dan apa yang akan pergi?

Semua berbatas waktu... waktu tak dapat bertahan layaknya selembar penawaran. Hati tak dapat bertahan dengan ketidakpastian... Akal tak dapat berhenti bila ada yang belum terselesaikan...


Kini, aku yang hanya dapat ku lakukan adalah bicara... bicara dengan kaki sang pencipta... aku bicara pada alam... alam yang menentukan bukan aku...


Jadi,, apakah ak sang penentu semua ini?



*Kau adalah penentu atas semua kehendak... kau harus menentukan dan jalani semua ini dengan senyum bahagiamu... hanya kau yang tahu dengan pasti apa yang kau mau...*

Senin, 05 Januari 2009

Surat Kedua Untuk mu,,,


Dear Mangky,,,



Sayang... (aku masih ingin menyebutmu demikian) aku tahu bahwa saja kau tak suka bila ku mengungkapkan apa yang menjadi rasaku ini melalui tulisan pada blog ini. aku harus mengakui bahwa ini menjadi kekuranganku. aku tak dapat mengungkapkan langsung padamu,, dan tidak pada siapapun, karena aku menyimpannya sendiri untukku...
Pada surat pertama ku untukmu aku memintamu untuk menjawab pertanyaanku bukan, dan aku menunggu jawabmu itu,, hingga kini. Kau tak melakukan apapun bahkan mencobanya. Tak apa sayang, jangan kau paksakan itu karena aku menginginkan ketulusan yang datang dari dalam hati mu. Sadar kah kau sayang, sikap mu yang demikianlah yang secara tidak langsung menjawab
dari semua pertanyaanku.
Mungkin aku dapat membantumu untuk menjawab...
kau mengabaikan ku,, aku memang tak penting untukmu,, kau tak memperdulikan aku,, tidak ada yang harus kau jelaskan kepadaku,, aku sakit atau tidak bukan menjadi tanggung jawabmu,,
dan yang selalu menjadi pertanyaan pentingku kau jawab juga dengan sikapmu... kau tidak pernah sayang padaku dan kau tak pernah menginginkan aku...
Maaf kalau aku harus berkata demikian, itu ada karena kau menjawab dengan semua sikapmu kepadaku...
Aku dapat berkata kau tak memperdulikanku, kau tak pernah berusaha ingin tahu mengapa aku marah, sakit dan tersiksa...
Aku dapat berkata aku tak penting untukmu, kau membuat dan memperlakukan aku sangat tak berharga... (mungkin memang aku tak berharga untukmu)
Aku dapat berkata aku sakit atau tidak bukan tanggung jawabmu, kau tak pernah menjagaku dari semua kesakitan ini, coba kau pikir kesakitan ini berasal darimu disadari atau tidak...
Aku dapat berkata kau tidak perlu menjelaskan apapun kepadaku, kau hanya diam hingga saat ini dan itu yang hanya bisa kau lakukan...
Aku dapat berkata bahwa kau tidak sayang dan tidak menginginkanku, kau tak pernah menunjukkan hal itu, kau tak pernah menjagaku untuk tetap ada disampingmu...
Sayang,, kau pernah memberitahu kepadaku alasan kau sayang padaku.. Kamu sayang padaku karena kau melihat dan merasakan sayang yang besar dariku untukmu...
kalau begitu sekarang aku dapat berkata seperti ini,, sayang yang ada untukku itu karena kau merasakan sayang yang aku ciptakan untukmu, dan bila sekarang aku sudah tidak lagi menciptakan sayang itu untukmu berarti kau juga dapat mengatakan bahwa kau sudah tak sayang kepadaku...
(semua sayang mu untukku, aku yang memulai menciptakannya. bukan berawal dari dirimu sendiri)
Aku pun tahu setiap hal yang kau rasakan (hingga saat ini aku masih dapat merasakannya),, aku pun mengetahui apa yang kau ucapkan.. kau masih selalu menyebut nama 'dia', kau masih selalu merindukan 'dia', kau masih selalu memikirkan 'dia', dan kau masih menginginkan 'dia'... tak apa sayang, bila itu yang menjadi sebenar-benarnya,, aku sangat mengerti... tapi dengan itu aku tahu bahwa tidak ada aku sekalipun disana,, dihatimu,, bahkan dihidupmu...
Jadi untuk apa aku disini,, ditempat pijakan ini,, di dunia ini...
Dan,, Aku harus berkata jujur kepadamu untuk hal yang akan ku ungkapkan ini... Disaat aku membuka mata, hati dan pikiranku akan kenyataan yang harus aku jalani.. aku sakit!! sangat kesakitan,, kesakitan karena aku harus menerima kau tak peduli padaku,, kesakitan bahwa kau tak sebenarnya sayang padaku,, kesakitan karena kau tak pernah menginginkanku,, kesakitan bahwa aku harus mulai dapat hidup tanpamu,,, AKU SANGAT KESAKITAN...
Aku sangat kesakitan bila teringat akan semua hal yang aku lalui ada kamu,, aku kesakitan akan rasa rinduku yang tak terbendung,, aku kesakitan akan setiap senyum dan suaramu,, aku kesakitan mengingat, melihat darimu.... aku kesakitan akan sayang yang belum bisa hilang... aku kesakitan HARUS JAUH DARIMU....
Aku MOHON sayang,, hilangkan kesakitanku ini.. aku tak mau tersiksa lagi.. aku ingin bahagia dengan atau tanpa mu... JUJUR,, aku masih sangat menyayangimu,, sangat...
Maaf aku harus berkata lagi demikian,, ini bukan untuk memojokkanmu, bukan untuk melecehkanmu, bukan untuk membuat PR lagi untukmu, bukan untuk menjadi beban pikiran mu... hanya saja ini ungkapan hatiku yang tak bisa ku ungkapkan...
...u evol

Minggu, 21 Desember 2008

Di waktu dulu dan Di saat ini....

" entah apa maksud dari tulisan ini... ini ada begitu saja, mengalir apa adanya, tercipta di malam saat aku tak tahu ingin melakukan apa.. aku pun tak habis - habisnya berfikir akan hasil ini.. ada, dan nyata,, dan sejujurnya aku tak mengerti makna dari ini.... "



Berat rasanya bila dipijakkanku ini. Aku menunggu dirimu, tak tahu dimana kau berada, ingin tahu sepertinya apakah ia baik - baik saja. berat rasanya menjadi orang yang harus tinggal dengan luka - luka yang tak kunjung mengering...



Di waktu dulu,,,

kau senang sekali menghilang. kau menghilang tanpa kehendak dan tanpa peringatan. Dan aku selalu menunggumu. setiap detik aku menunggumu terasa bagaikan setahun, bagaikan selamanya. setiap detik berjalan selambat dan sebening kaca. melalui setiap detik, aku bisa melihat detik - detik yang jumlahnya tak hingga berbaris menunggumu.

Terkadang aku merasa seakan perhatianmu mengembara sejenak. terkadang aku merasa kau menoleh..dan tak sekedar menoleh, kau benar-benar menghampiriku. kau menciptakan senyum itu dengan guratan-guratan dihidupku hingga kini. terkadang ku merasa kau sangat gembira. segalanya tampak hidup, lalu mengapa tiba-tiba kau terpaku lalu menghilang? Dan terkadang ku merasa kau seolah berdiri terlalu cepat, walaupun sebenarnya kau berbaring setengah tertidur di tempat tidur.


Di saat ini,,,

Rasanya seperti mimpi. persis seperti salah satu mimppi ketika aku tiba-tiba menyadari aku harus mengikuti ujian yang bahannya belum kupelajari. ujian dimana aku tak memiliki bahannya pula dan aku harus menuntaskan ujian ini dengan hasil nilai yang baik pula. Ketika ku berada diluar kelas itu, aku berubah menjadi versi putus asa diriku sendiri. Aku menjadi pendiam bahkan over periang, terlebih lagi aku sangat menyedihkan diriku sendiri.


Aku tipuan, ilusi tingkat tertinggi, begitu luar biasa sehingga aku benar-benar nyata..


Terkadang aku bertanya-tanya,, apakah kesiapan ini, pengharapan ini akan benar datang untukku? tapi aku yakin dan sangat meyakini hidupku ini adalah pilihan, karena para kesempatan sudah kugunakan, dan hanya pilihanlah yang tersisa..


Apakah ada logika, aturan untuk semua kedatangannya dan kepergian ini? untuk kesalahan tempat pijakan ku ini. Adakah cara untuk tetap tinggal, memeluk saat ini dengan setiap sel tubuhku...



ia akan datang dan apakah aku masih berada disini? akupun tak tahu....