Minggu, 21 Desember 2008

Di waktu dulu dan Di saat ini....

" entah apa maksud dari tulisan ini... ini ada begitu saja, mengalir apa adanya, tercipta di malam saat aku tak tahu ingin melakukan apa.. aku pun tak habis - habisnya berfikir akan hasil ini.. ada, dan nyata,, dan sejujurnya aku tak mengerti makna dari ini.... "



Berat rasanya bila dipijakkanku ini. Aku menunggu dirimu, tak tahu dimana kau berada, ingin tahu sepertinya apakah ia baik - baik saja. berat rasanya menjadi orang yang harus tinggal dengan luka - luka yang tak kunjung mengering...



Di waktu dulu,,,

kau senang sekali menghilang. kau menghilang tanpa kehendak dan tanpa peringatan. Dan aku selalu menunggumu. setiap detik aku menunggumu terasa bagaikan setahun, bagaikan selamanya. setiap detik berjalan selambat dan sebening kaca. melalui setiap detik, aku bisa melihat detik - detik yang jumlahnya tak hingga berbaris menunggumu.

Terkadang aku merasa seakan perhatianmu mengembara sejenak. terkadang aku merasa kau menoleh..dan tak sekedar menoleh, kau benar-benar menghampiriku. kau menciptakan senyum itu dengan guratan-guratan dihidupku hingga kini. terkadang ku merasa kau sangat gembira. segalanya tampak hidup, lalu mengapa tiba-tiba kau terpaku lalu menghilang? Dan terkadang ku merasa kau seolah berdiri terlalu cepat, walaupun sebenarnya kau berbaring setengah tertidur di tempat tidur.


Di saat ini,,,

Rasanya seperti mimpi. persis seperti salah satu mimppi ketika aku tiba-tiba menyadari aku harus mengikuti ujian yang bahannya belum kupelajari. ujian dimana aku tak memiliki bahannya pula dan aku harus menuntaskan ujian ini dengan hasil nilai yang baik pula. Ketika ku berada diluar kelas itu, aku berubah menjadi versi putus asa diriku sendiri. Aku menjadi pendiam bahkan over periang, terlebih lagi aku sangat menyedihkan diriku sendiri.


Aku tipuan, ilusi tingkat tertinggi, begitu luar biasa sehingga aku benar-benar nyata..


Terkadang aku bertanya-tanya,, apakah kesiapan ini, pengharapan ini akan benar datang untukku? tapi aku yakin dan sangat meyakini hidupku ini adalah pilihan, karena para kesempatan sudah kugunakan, dan hanya pilihanlah yang tersisa..


Apakah ada logika, aturan untuk semua kedatangannya dan kepergian ini? untuk kesalahan tempat pijakan ku ini. Adakah cara untuk tetap tinggal, memeluk saat ini dengan setiap sel tubuhku...



ia akan datang dan apakah aku masih berada disini? akupun tak tahu....

1 komentar:

Adit Sastra mengatakan...

oooooouuuuuwwwwwccch.... cie cie cie arnis. persiapkan dirimu untuk mencari better man lah. tulisan kamu kali ini benar-benar ambigu, alam fikiranku dibawa melanglang untuk mencari esensi dari tulisan ini, aku dibuat rancu antara persahabatan dan cinta, atau mungkin saja tentang seseorang yang tanpa sengaja bertemu di dalam lift, hingga akhirnya sempat mengirimmu pesan singkat di hand phonemu dengan kata-kata yang indah?ooouuuuwwwwch...